Menurut laporan IQNA, seperti dikutip dari Al-Youm al-Sabi’, Dr. Syaikh Muhammad Muhanna, Konsultan Grand Syaikh Al-Azhar dengan menjelaskan hal tersebut saat wawancara telepon dengan jaringan Al-Hayat Mesir menambahkan, Syaikh Al-Azhar sekali lagi mengetengahkan permintaannya untuk penyelenggaraan pertemuan bersama para ulama Syiah dan Sunnah, khususnya saat ini kekerasan dan pembunuhan muncul dari etnisisme telah menguasai Irak dan tidak untuk kemaslahatan negara ini.
"Al-Azhar adalah universitas Ahlusunnah moderat, yang mengajarkan semua mazhab, termasuk Syiah, namun garis langkah politik Tasayyu’ tidak memiliki ruang di markas ini,” imbuhnya.
Konsultan Grand Syaikh Al-Azhar mengungkapkan, Al-Azhar untuk seluruh umat Islam dengan semua mazhabnya; yang termasuk sebuah tempat rujukan religi.
Di penghujung Dr. Syaikh Muhammad Muhana mengingatkan, bahkan Al-Azhar satu haripun tidak pernah berfikir untuk memerangi Tasayyu’. Markas ini memiliki tanggung jawab akan agama, baik sejarah, ilmiah maupun ideologi dan senantiasa menolak menggunakan politik dalam agama dengan segala pendekatannya.
http://iqna.ir/fa/news/3482075