IQNA

Ketua Kantor Berita Atlas Afghanistan:

Insiden Mirzaulang Sebuah Bentuk Kejahatan Perang/ Para Teroris Asik Membunuh Orang-orang Syiah dengan Tanpa Alasan (Bagian 1)

15:10 - August 14, 2017
Berita ID: 3471478
AFGHANISTAN (IQNA) - Sayed Ahmad Mousavi Mobalegh dengan mengevaluasi pembunuhan orang-orang Syiah oleh ISIS dan Taliban di Mirzaulang Afghanistan mengatakan, adapun yang terjadi di Mirzaulang, selain manifestasi nyata kejahatan perang, juga sebuah genosida sistematis dan brutal.

Sayed Ahmad Mousavi Mobalegh, ketua kantor berita Atlas Afghanistan saat wawancara dengan IQNA, mengevaluasi insiden pembunuhan komunitas Syiah di Mirzaulang Afghanistan oleh ISIS dan Taliban. Ia mengatakan, adapun yang terjadi di Mirzaulang selain manifestasi riil kejahatan perang, juga sebuah genosida sistematis dan brutal, dari aspek dikarenakan mayoritas syuhada insiden ini adalah wanita, anak-anak dan lansia yang bukan militer, maka ini adalah sebuah kejahatan perang, dan dari aspek pembunuhan terkait kalangan khusus (orang-orang Syiah), maka ini disebut dengan genosida.

Runtuhnya Mirzaulang; Perintis Penguasaan Kawasan Kaya Minyak

Ia menambahkan, dari sisi lain lembah Mirzaulang yang menjadi gerbang masuk propinsi utara Afghanistan bagi kelompok para teroris, selama dua tahun melawan teroris secara sipil dan dengan tanpa perhatian pemerintah pusat. Runtuhnya kawasan strategis ini merupakan perintis penguasaan kelompok teroris atas kawasan-kawasan Sar-e Pol di Afghanistan yang kebetulan merupakan sumber-sumber pengeluaran dan penting minyak, tembaga, dan batubara dan dapat menyiapkan sumber-sumber keuangan yang signifikan bagi mereka. Karena itu, runtuhnya Mirzaulang dari aspek politik dan militer juga sebuah bencana dan semoga kondisi-kondisi sukar di kawasan-kawasan utara Afghanistan dapat diatasi.

Sayed Ahmad Mousavi Mobalegh menegaskan, Mirzaulang bagian dari gubernur Sayyad di propinsi Sar-e Pol. Sebagian besar gubernur Sayyad dan seluruh gubernur Kohistanat (berdampingan dengan Sayyad) dikuasai oleh para teroris. Satu-satunya jalan penghubung Kohistanat dan Sayyad dengan pusat Sar-e Pol adalah melewati Mirzaulang, yang dalam beberapa tahun lalu sama sekali tidak dapat melewati kawasan ini dan dekat dengan pusat propinsi Sar-e Pol.

Ia menjelaskan penduduk Mirzaulang melakukan perlawanan sengit dalam melawan ratusan serangan luas para teroris dan sudah pasti ideologi agama dan keyakinan penduduk Mirzaulang menyebabkan benar-benar bangkit melawan para teroris tersebut. Karenanya sudah pasti memunculkan banyak sensitivits terhadap penduduk ini.

Para Teroris Asik Membunuh Orang-orang Syiah tanpa Alasan

Ketua kantor berita Atlas demikian juga mengatakan, kelompok teroris khususnya ISIS dari awal telah memusuhi orang-orang Syiah dan Ahlulbait (As) dan bahkan asik membunuh mereka dengan tanpa alasan; terlebih-lebih kekalahan dan kegagalan berturut-turut yang telah mereka telan dalam beberapa tahun ini.

Sayed Ahmad Mousavi Mobalegh melanjutkan, pastinya kelompok teroris dalam pembunuhan brutal yang dilakukan di Mirzaulang menginginkan dua tujuan mendasar; pertama balas dendam terhadap orang-orang Syiah Mirzaulang dikarenakan kegagalan berturut-turut yang telah diberikan oleh penduduk ini, kedua menyampaikan pesan ke penduduk kawasan lainnya yaitu akan menghadapi kondisi semacam ini jika masih bangkit melawan para teroris.

Membidik Ahlussunnah Jika Tidak Melawan Para Teroris

Sayed Ahmad Mousavi Mobalegh menambahkan, jika laju kelompok teroris di Mirzaulang tidak dihentikan, bukan hanya orang-orang Syiah kawasan saja, bahkan masyarakat Ahlusunnah setempat juga akan menghadapi pelbagai problem. Koordinasi Taliban dan ISIS dalam insiden ini menjelaskan perubahan pendekatan kelompok teroris di Sar-e Pol, yaitu menguatkan gerakan ISIS dan melemahkan Taliban di kawasan, dan menyalahi Taliban yang tidak terlalu memiliki banyak problem dengan Ahlusunnah, pasukan ISIS tidak akan berbelas kasih kepada siapapun, bahkan kepada Ahlusunnah sekalipun.

http://iqna.ir/fa/news/3629547

captcha