IQNA

Perkembangan Ukraina/

Dari Meningkatnya Sanksi dan Tekanan terhadap Rusia hingga Peringatan Macron tentang Perang yang Berkepanjangan

16:07 - February 27, 2022
Berita ID: 3476522
TEHERAN (IQNA) - Perang antara Rusia dan Ukraina telah memasuki hari ketiga. Meskipun ada kemajuan dan perubahan signifikan dalam perang yang menguntungkan Rusia, komunitas internasional meningkatkan sanksi dan pembatasan sebagai tanggapan atas aksi militer Rusia.

Menurut IQNA, saat operasi militer Rusia di wilayah Ukraina, yang dimulai pada hari Kamis atas perintah Vladimir Putin, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menuduh Rusia menghancurkan infrastruktur militer dan darurat militer di seluruh negeri. Pada hari Jum’at, beberapa ledakan terdengar di beberapa kota Ukraina , termasuk Kiev, ibu kota, dan Kharkiv, dan puluhan ribu orang telah mengungsi akibat eskalasi konflik. Perkembangan terakhir dalam perang Ukraina adalah sebagai berikut:

Dari Meningkatnya Sanksi dan Tekanan terhadap Rusia hingga Peringatan Macron tentang Perang yang Berkepanjangan

Menurut Euronews, Menteri Transportasi Inggris Grant Shapps mentweet: "Saya telah memperketat larangan sehingga tidak ada pesawat pribadi Rusia yang dapat melintasi atau memasuki wilayah udara Inggris."

Menurut Euronews, juru bicara Gedung Putih Jen Psaki mengatakan pada hari Jum’at bahwa larangan perjalanan ke Amerika Serikat akan menjadi bagian dari sanksi AS terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov.

Dari Meningkatnya Sanksi dan Tekanan terhadap Rusia hingga Peringatan Macron tentang Perang yang Berkepanjangan

The Washington Post melaporkan pada hari Sabtu bahwa pemerintah AS siap membantu Presiden Ukraina  Volodymyr  Zelensky untuk mengeluarkannya dari Kiev untuk mencegahnya ditangkap atau kemungkinan dibunuh oleh pasukan Rusia; Namun, Zelensky menolak tawaran AS.

Menurut Aljazeera, 51 negara dalam pernyataan bersama mengumumkan bahwa mereka akan menindaklanjuti masalah serangan Rusia ke Ukraina di Majelis Umum PBB.

Setelah Rusia memveto resolusi yang disponsori AS pada pertemuan Dewan Keamanan, sejumlah anggota PBB menyerukan agar masalah itu dipertimbangkan di Majelis Umum.

Dari Meningkatnya Sanksi dan Tekanan terhadap Rusia hingga Peringatan Macron tentang Perang yang Berkepanjangan

Dalam pemungutan suara yang dilakukan, 11 dari 15 anggota tetap dan tidak tetap Dewan Keamanan memberikan suara mendukung, satu negara (Rusia) memberikan suara menentang dan tiga negara, China, India dan UEA abstain. Resolusi itu tidak disahkan karena suara Rusia, yang merupakan anggota tetap Dewan Keamanan dan memiliki hak veto.

“Dunia harus bersiap untuk perang panjang di Ukraina. Ini akan menjadi perang yang panjang dan akan memiliki konsekuensi jangka panjang. Kita harus siap, tulis AFP, mengutip pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron.

“Saya tidak bermaksud untuk meletakkan senjata saya dan tidak percaya rumor itu. Angkatan bersenjata kita adalah realitas kita. Ini adalah tanah kami dan anak-anak kami ada di dalamnya dan kami melindunginya,” kata Presiden Ukraina Volodymyr  Zelensky dalam sebuah video yang dirilis di dekat istana kepresidenan Ukraina pada hari Sabtu (HRY)

 

4038810

captcha