IQNA

Serbuan Ekstremis Buddha ke Acara Islami di Myanmar

15:44 - January 10, 2017
Berita ID: 3470934
MYANMAR (IQNA) - Menurut laporan, para ekstremis Buddha di Myanmar menghalangi penyelenggaraan sebuah acara religi muslim di kota Yangon, di selatan negara ini.
Serbuan Ekstremis Buddha ke Acara Islami di Myanmar

Menurut laporan IQNA seperti dikutip dari Press TV, menurut para saksi mata, para ekstremis Buddha selang beberapa waktu setelah dimulainya acara ini, menyerbu ke tempat penyelenggaraan acara dan meminta agar acara tersebut dibatalkan.

Kyaw Nyein, direktur majelis ulama Islam, Minggu mengatakan, dalam sepanjang hidup saya, kita menyelenggarakan acara religi ini. Aksi ini menyerang kebebasan beragama. Para pendeta menghalangi acara tersebut dengan tanpa mengatakan apa kesalahan kami.

Menurut laporan berita Perancis, pasukan polisi hadir di tempat insiden tersebut, namun tidak melakukan tindakan apapun guna menghentikan tindakan para ekstremis Buddha.

Dalam hal ini, Tin Maung Win, wakil ketua komite implementasi acara ini dengan mengisyaratkan para ekstremis nasional Buddha sedang menciptakan konflik politik menambahkan, kami menyelenggarakan acara ini selama tujuh tahun, dengan tanpa ada kekerasan, namun hal ini terjadi hari ini. Alasan terjadinya hal ini adalah kepentingan-kepentingan politik.

Myanmar sejak tahun 2012 telah menjadi arena kekerasan besar-besaran terhadap kaum muslim, dimana para Ekstremis Buddha menyerang kaum minoritas muslim Rohingya.

Para ekstremis Buddha dalam beberapa tahun terakhir menghancurkan masjid dan dengan tujuan membatasi aktivitas-aktivitas Islam dan menghalangi penyelenggaraan acara religi muslim.

Serbuan para ekstremis Buddha ke acara Islam di kota Yangon terjadi dalam kondisi dimana pasukan pemerintah Myanmar sejak 9 Oktober lalu menyerbu ke sebuah kawasan di seberang perbatasan Bangladesh, dimana mayoritas penduduknya adalah minoritas Rohingya.

Pasukan Myanmar memulai aksi militer di kawasan muslim ini dengan dalih sebuah penyerangan terhadap pasukan perbatasan negara ini.

Aksi-aksi ini telah menewaskan puluhan muslim dan sekitar 50 ribu muslim juga kabur ke Bangladesh.

Para penduduk kawasan ini dan para aktivis HAM mengatakan, pasukan pemerintah dalam serangan ini telah melakukan eksekusi kejam, pemerkosaan dan pembakaran rumah penduduk desa, namun pemerintah Myanmar mengingkari terjadinya perlakuan buruk semacam ini dan menyebut laporan-laporan buruk tersebut adalah aksi-aksi dusta dari para teroris.

Kaum muslim Myanmar senantiasa mendapat penganiayaan para ekstremis Buddha yang mendapat dukungan dari pemerintah, namun minoritas muslim selalu menahan kekerasan tersebut.

Pemerintah Myanmar tidak memberikan hak kewarganegaraan kepada kaum muslim yang telah membentuk 1.3 juta populasi negara ini. Kaum muslim tidak mendapatkan hak kewarganegaraan Myanmar sejak tahun 1982 dan pasca disetujuinya hukum baru.

Pada tahun-tahun terakhir, banyak sekali kaum muslim Rohingya yang meninggal atau terlunta-lunta akibat serangan para ekstremis Buddha, khususnya Rakhine.

http://iqna.ir/fa/news/3560950

captcha